Dituturkan oleh
Sri Rahayu (1D)
Namaku Sri Rahayu, aku anak ke 7 dari 7 bersaudara, aku lahir di Yogyakarta 54
tahun yang lalu, sejak lahir sampai dengan klas 3 SD, aku tinggal di
Cokrokusuman, persis di belakang Mes Auri, sejak kecil aku agak tomboy, waktu
kecil aku lebih senang bermain dengan anak laki2, sampai pernah maaf aku waktu masih TK sama2 dengan teman2 laki2 ku
pipis sambil berdiri seperti teman2 laki2 ku yang lain. Aku juga suka main2 an,
pistol2 an, mobil2 an, sepeda2 an. Biasa nya aku sukan pinjam mainan teman ku
yang bernama Didit, karena kakakku perempuan semua. Tapi seiring dengan berjalannya
waktu sejak klas 3 SD aku mulai suka masak, bermula dari belajar dari pembantu
yang momong aku dia masaklodeh dan oseng2 enak, dan aku ikut2 masak spt beliau, dan pada
saat bapak ku mencicipi masakanku dan mengacungkan jempol tangan nya aku jadi
ingin masak dan masak lagi, dan akhir sampai denga sekarang aku suka masak.
Aku Sekolah di SD Taman Muda di
Jl. AM Sangaji, sewaktu SD aku punya teman2 yang asik kita sering berlama lama
sepulang sekolah, jongkok di toko buku Gunung Agung untuk baca buku, kadang
dari pulang sekolah sampai sore baru pulang, aku sampai punya seperti gank gitu
jaman dulu, INKA namanya kepanjangannya Yuni Artati, Ririn (Ismarin Dayani
Prianti) , Yayuk (aku) Dan Zulaina, kami
biasanya sering saling dolan kalau nggak ke Mess Auri di rumah Ririn da Di rumah Zulaina yang Asri,
kadang2 di rumah Yuni di Gowongan. Kadang2 aku main juga dengan Danik
(Endrastuti Kusumo Wardani) dan Endah Sumbodro Murni biasanya teman sama2
berangkat sekolah ataui olah raga, Kalau olah raga kami tidak lapangan sekolah
tapi di Lapangan Bumijo. dan yang aku masih ingat sepulang olah raga biasanya kami pulang sama2 jalan kaki dengan Ririn dan Endah, aku suka beli telo areh
sepulang oah raga di Gudeg Juminten di Jalan Magelang. Owh ya ada yang kelupaan
temanku Ririn ini saat ini adalah istri
dari mantan Menpora Era SBY.
Kecerianku di masa SD berubah
ketika aku harus pindah rumah ke Condong Catur karena ibuku mendapatkan rumah
di sana, dan aku harus pindah sekolah, sedih memang tapi harus kujalani, karena
jarak rumahku di Condong Catur dengan AM sangaji cukup jauh, dan waktu itu
angkutan umum sulit, jadi aku pindah di SD Ngringin, SD di selatan perumahanku,
dan pertama tama aku masuk sekolah aku syok, sedih, bercampur, miris, karena
benar2 beda suasana SD ku di Ngringin dan SD ku di Taman Muda dulu, suasananya
benar di desa, dan maaf masih jauh berbeda dg sekolagku dulu, di sekolahku dulu
sdh pakai bangki yg 1 set mejan dan kursi kayu yang jadi satu per anak memakai
1 bangku sendiri, sedangkan di SD Ngringin
ini, meja untuk belajarnay masih panjang seperti meja bakso dan kursinya
pun dingklik panjang seperti dingklik bakso, yang diduduki oleh 5 sampai dengan
6 anak. Banyak teman2 ku yang maaf tidak bersepatu dan seragam sekolahnya juga kumal2 dan maaf bau, aku sangat sedih dalam pikiran ku ini jaman sudah maju tapi sekolah ini menyedihakn sekali, ingin sekali aku melakukan sesuati tapi aku yak bisa, karena keluargaku sendiri sangat pas pasan waktu itu. Lama2 aku muali menyeesuaikan diri dan terbiasa juga, teman2 ku baik2 dan mau mengalah sama aku yang mungkin waktu itu agak sok pintar.
Di SD Ngringin aku masuk pas undur ½ waktu itu, dan aku duduk di klas 5 SD, semua pelajaran yang diajarkan ke aku sudah pernah diajarkandi sekolah lamaku , jadilah aku truble maker di sekolah karena semua yang diajarkan aku sudah bisa. Aku sering tidak mau memperhatikan bila guru mengajar sekolah di SD Ngringin Cuma ½ tahun dak akhirnya aku di pindahke SD Ngleles. Di SD Ngleles aku berteman dekat dengan Atik, maaf nama panjangnya aku lupa sekarang tinggal di jakarta, dan Meini wahyuningsih saat ini menjadi doketr gigi di Kalimantan, waktu itu kami bersaing dalam hal pelajaran tapi sehari hari kami bersahabat. Setamat Atik pindah ke Pemalang, mengikuti ortunya dan Meini sekolah di SMP CC2.
Di SMP aku biasa2 aja, tidak ada yang menonjol ya kadang
agak nakal tapi dikit, aku duduk di kelas 1D waktu itu, Teman2 sekelasku yang
masih kuingat ada Nunit (Retno Sri Mulyani), Tri Indarti sahabatku yang aku
sering numpang istirahat bila ada kegaiatn sore, karena aku nggak punya sepeda
jadi jalan kaki dari Rumah di Jl. Nusa Indah No. 150 Perumnas condong Catur
Yogyakarta. Ortuku dua2 nya pensiunan PNS, almarhum bapak pensiunan sipil AURI di bag Keuangan dan ibuku pensunan di BP4 (Balai Pengobatan
penyakit Paru2), waktu itu kantornya di Malioboro yang sekarang jadi Malioboro
Mall.
Aku anak ragil dari 7 bersaudara,
tapi kakakku dari No1 sd No 4 sudah meninggal. Jadi tinggal kakakku No 5 &
6, aku sendiri No 7. Kehidupan kami sangat sederhana walau ke dua ortuku PNS,
karena uang pensiun mereka habis untuk bayar hutang, ada yg ke bank dan
nauzubillah ada jua yg ke rentenir, mungkin ibuku tidak begitu paham bahawa hutang
ke rentenir itu haram, uang pinjaman tersebut dulunya untuk berobat kakak2 ku. Makanya aku minta sepeda tidak pernah klakon.
Aku biasa jalan kaki dari rumah
ke sekolah begitu juga sebaliknya, biasanya aku pulang bareng dg Nining
kadang2, dengat Retni Sri Utami lebih sering kayanya, kadang2 juga sama Endar
dan Iriani kakak kelasku, Owh ya, waktu itu kenapa aku pilih CC1 bukan CC2 yg
dekat sekali sama rumah, karena aku pengen ganti teman karena kalau di CC2
teman2 ku tetangga 1 komplek semua. Di kelasku yang nama2 aku ingat
yaitu Evy di idolakan teman2 laki2 u
karena dia putih dan tinggi, terus ada lagi Isyuniani yang manis dan lembut,
untuk teman2 ku yang laki2 yang aku ingat, ada Alamarhum Isbakdi, Joko Anggodo,
Auri Jaya sakti, Subroto, Nurwidi
Susilo, aku dulu sebangku dengan almarhumah Pratiwi nama panjang nya aku lupa
tapi dia adik dari P Nugroho salah satu guru di sekolahku, ada lagi teman
wanitaku di kelas yaitu Miishusni yang lincah banget, anaknya seru dan dia dah
bawa motor, kalau aku di di ajak bonceng dia seneng soalnya aku nggak punya
motor, ada lagi Endang Kumala jati yang putih mirip China, Endah Wuryani dan
Endang Kumala Jati selalu bersama seperti 1 paket, ada lagi Asih yang waktu SMP
masih sangat pendiam dan pemalu.
Masa2 di sekolahku tidak
istimewa, karena aku tidak pernah pergi2 karena aku tidak punya sepeda apalagi
motor, jadi kalau ada teman2 ku yang pada pergi ke kaliurang, atau ke pantai2
aku Cuma dengerin, dan bukan meng ada2 waktu itu aku belum pernah ke kaliurang.
Teman bukan 1 kelas yang aku dekat Santi
(Elizabeth Sihwanti) aku kenal waktu
kemah di samas, dia tahu2 datang dan mengenalkan diri, ternayata dia salah satu
lawan ku waktu kami lomba cerdas cermat di sd kentungan waktu di klas 6 SD, mulai saat itu kami dekat, Santi
sering dolan ke rumahku, tidak sekelas memang
tapi kami sangat dekat, teman lain yang tidak sekelah tapi dekat yaitu Retno
Sri Utami kami sering barangkat dan pulang sekolah sama2, kadang aku mboceg
naik sepeda kadang aku mbonceng naik motor nya, kami sering belajar bareng, dan
ortunya Retno senang bila kami belajar bareng. Jadi aku sering ke rumahnya dan
sudah biasa banget aku dolan ke rumahnya jadi seperti di rumah sendiri.
Aku memang dulu anti mainsream,
makanya aku dan Santi ambil ketrampilan Electronik dan ukir, Electronik aku
tidak canggung untung nyolder dan lain2 nya lah, teman2 yang iku ingat di
ketrampilan electronic itu Ndaru (Suryandaru) dan Auri, lain2 aku banyak lupa,
guru electronic ku kayanya namanya pak Purwanto. Kaya pertama kami buat radio
terus buat pemancar waktu itui di pakai siaran waktu lustrum.
Ada yang cerita lucu waktu aku
SMP, walau aku tomboy tapi agak cantik juga karena aku berkulit putih, pernah
suatu kali aku dan Santi ke candi Gebang dan kebetulan di sana ada pramuka, nah
pembinanya ngajak ngobrol saya dan Santi rumahnya di gedong temgen katanya, dia
ngotot minta alamatku, dan akhir nya dia
punya almatku entah dari Santi atau dari aku, nah orangnya malamnya ke rumahku,
saking bingungnya aku nggak mau temui dia pipiku aku gosok2 dg kalpanak sampai
gosong2 terus aku keluar dan bilang maaf jangan sekarang ke sininya karena aku
lagi ngobatin panu, akhirnya dia tidak pernah datang lagi.
Ada lagi kakak kelasku yang yg klas 3 wakti itu namanya N, dia mirip Cina tapi tiap kerumah aku pura2 sibuk dan pergi, pernah aku tinggal pergi sampai 3 jam dan masih ada, saya merasa dosa saat ini kalau ingat itu, kasian aku malah jadi malu kenapa aku dulu tengil gitu.
Owh ya ada yang terlupakan rumah
Nestri dulu di gang belakangku Lely 5, tapi aku nggak tahu waktu itukenapa kami kurang dekat, mungkin karena aku tomboy
dan kadang2 sok pintar juga untuk menutupi kekuranganku karena aku bukan orang berpunya seperti lainya, tapi
waktu aku masih SD aku dekat banget dg ibunya Nestri namanya Bu Nari dan
pembantunya namanya mbak Ijah, kalau aku libur sekloah aku mbonceng sepeda
bantu bantu nitip2 in risoles ke warun2g se perumahan. Kadang aku bantu
bikinnya juga. Tapi waktu itu Nestri masih sekolah di patangpuluhan dia pindah
ke Condong catur waktu lulus SD.
Dan temaj SMP ku yang rumahnya
dekat di samping Nestri adalah Nunit (Retno Sri Mulyani dan Sutiyah) kadang2 kami banreng juga. Guru SMP ku yang
rumahnya dekat bu Samsiati ( ini rumahnya berhadapan dg rumah Nunit) guru biologi dan bu Siti Guru seni suara
rumahnya di Jalan Aster.
Guru yang aku merasa dekat itu Bu
Asturia guru bahasa Inggris, Bu Diah, guru Marematika, Bu Maskuroh guru bahasa
Indonesia, karena waktu itu menurut beliaui aku bisa menulis, dan pak Widodo
guru Fisika, walau aku nggak suka cara beliau ngajar waktu itu tapi aku suka
pelajarannya, dan yang pasti Bu Samsiati guru Biologi karena aku sangat aktiv bila di lab.
Sellepas SMP aku masuk SMA 6 dan
waktu itu akau sekelas dg Nunit dan Tini waktu di 1 2, dan waktu di IPA 2 aku sekelas
dg Broto dan Nurwidi, tapi mohon maaf ya Auri karena aku mungkin kurang
sosialisasi di sekolah jadi hehehe aku
sampai nggak ngerasa kalau kita 1 sekolah di SMA, kalau Nestri memang 1 sekolah
tapi lagi2 kami nggak dekat aku sendiri nggak tahu sebanya , mohon maaf dik
Nestri. Walaupundi IPA tapi sahabatku itu Weni dia ada di IPS 2, kalau teman sekelas
SMA aku dekat dg Rita Khotijah karena aku sering numpang istirahat bila ada
eskul sore karena kalau aku pulang
tanggung rumahku jauh dan aku nggak ada kendaraan, kadang juga numpang
sitirahat ke Utami temanku di IPA 2
Di SMA tidak banyak kesan, aku
jadi anak biasa2 saja, dan waktu itu kakakku yang No 5 sakit dia sakit
kelaianan darah dan bolak balik opname di Bethesda, dan aku sibuk urus dia,
sekolahku jadi terbengkalai, akujadi tidak ber prestasi seperti waktu SMP, aku
jadi agak meneyesal pih IPA karena kalau di IPA dan pikiranku bercabang urus
kakak sakit jadi aku ketinggalan banyak mata pelajaran, harusnya aku pilih IPS
yang kellihatannya tidak terlau sulit jadi mungkin akau tetap bisa berprestasi,
boro belajar sd tengah malam, karena tiap malam urus kakaku di RS.
Selepas SMA lagi2 walau pas2 an
waktu itu aku pengen masuk kedokteran atau Tehnik sipil, tapi dua2 nya kau
tidak di terima,akhirnya aku agak putus asa waktu itu, akhirnya aku di dihibur
ortuku masuk Akademi di bawah perindustrian, kebetulan kajur nya anak teman
ibuku, akhirnya aku masuk ke Akademi Teknologi Kulit dg sdetengah hati aku
megikuti test dan nilai test ku adalah
yang terbaik dan waktu penataran P4 karena aku banyak mendebat, bertanya dan selalu mampu
menjawab semua pertanyaann aku menjadi peserta terbaik, waktu itu di muat di
harian Bernas,
aku jalani kuliah selama 2 semester walaupun prestasiku bagus di sana IP ku 3.7 , aku jalani hanya 2 semester dan aku nggak tahan, akhirnya aku keluar dan masuk kususan komputer di Stephen Education Centre, di sana aku juga sangat menonjol, maka selesai akukursus aku ditawari jadi asisten Lab, 1 tahun aku lalui dan aku ditawari jadi Instruktur Komputer, wauw waktu itu di tahun 88, karena penghasilannya sangat menggiurkan, aku pernah ditempatkan mengajar di kota Magelang dan di kota Tegal sd th 90.
aku jalani kuliah selama 2 semester walaupun prestasiku bagus di sana IP ku 3.7 , aku jalani hanya 2 semester dan aku nggak tahan, akhirnya aku keluar dan masuk kususan komputer di Stephen Education Centre, di sana aku juga sangat menonjol, maka selesai akukursus aku ditawari jadi asisten Lab, 1 tahun aku lalui dan aku ditawari jadi Instruktur Komputer, wauw waktu itu di tahun 88, karena penghasilannya sangat menggiurkan, aku pernah ditempatkan mengajar di kota Magelang dan di kota Tegal sd th 90.
Pada saat jadi Instruktur
Komputer waktu itu gaji pokok ku sdh 125.000 ukuran yang banyak waktu itu
karena kata bapakku PNS aja dg ijasah SMA gaji
60 sd 75rb, padahal aku masih memberikan privat ke beberapa perusahaan termasuk
BRI Magelang, Bun Magelang dan PN Blabak jadi take Home pay ku waktu itu bisa
di angka 400rb an, angka yg cukup fantastis waktu itu.
Di sinilah awal kesalahanku aku jadi nggak pernah cari kerjaan ke BUMN ataupun
PNS waktu itu, kebetulan ortuku tidak mengarahkan tapi tidak menyalahkan juga
mungkin pemikiran ortuku sama dengan pikiranku, tapi kembali lagi ini sudah
Qodarullah.Aku kerja di Stephen Education Centre sd tahun 90, sesudah itu aku nglamar ke Perusahaan Komputer di Semarang, aku ingin meninggalkan Yogya karena tinggal di rumah sdh nggak enak, kakakku yg No 5 agak stress, tiap hari dia ngamuk dan nangis meraung raung sepulangnya dari Jerman setelah calon suaminya yg di German meninggal, di rumah serasa di neraka ngobrol nggak boleh senyum nggak bolah apalagi ketawa, kakak ku merasa menjadi orang paling menderita di dia tidak mau ada orang yg ngobro, senyum apalagi ketewa. Dan aku pilih keluar dari Yogya, tujuanku adalah semarang.
Uang yang aku punya aku setorkan
semuanya ke Ibu, begitupun setiap gajian selalu aku setor ke ibu, karena
kebituhan ibuku banyak untuk keperluan rumah, aku sisakan 50.000 untuk keperluanku,
aku tinggal kost di kost2 an kecil per bulan Rp, 15.000, karena aku sempat numpang di tanteku maka setelah dapat
kost2 an aku pindah dan pada saat kepindahanku aku belikan beberapa kebutuhan
dapur seperti : minyak goreng, telur dan bersa dll untuk tanteku, dantermyata
aku tinggal pegang uang Rp. 15.000, kebetulan ibu kost kubaik, dia tanya kalau mau sambil makan dalam bolehbayar bulan
depan untuk makannya, alhamdullliah uangku yg tinggal 15.000 aku pegang untuk
jaga2. Hari kerja di bulan pertamaaku nggak pernah makan siang, bila di ajak
makan aku bilang puasa karena uangku mepet. Di bulan ke 2 dan seterusnya
hidupku dah mulai normal bahkan sdh bisa
kirim ke ortu juga.
Owh ya waktu ke semarang aku
belum dapat kerja, tiap hari aku datang
ke perusahaan yang saya tuju, reseption kantor dan temanku yang kebetulan kerja
di sanabilang pimpinan tidak ada,
akhirnya berhubung uangku menipis aku telegram beliau dan sorenya aku
dipanggil. Aku mulai kerja dan karena uangku mepet walaupun jarak sekitar 3.5km
aku jalan kaki dari kostke kantor PP, di bulan pertama, di bulan ke 2 semua
permasalahanku masalah keuangan selesai, sebenarkau aku di tawari jadi sales
tapi aku nggak tertarik jadilah aku kooordinatir teknisi, tugaslku terima complain
bikin jadwalsertvice u teknisi, dan terima servisan dan kirim servisan ke
service centre atau distributor, jaman dulu jualan komputer untung bisa 100 sd
200% makmur pokoknya, jadinya itu tadi aku nggak pernah cari2 pekerjaan lagi.
Karena setia pembelian Komputer,
mendapatkan kurus pengenalan Komputer gratis, waktu itu ada dari Sekolah Tinggi
Swasta di Semarang yang mengikuti kursus tersebut, karena suka dg pemaparan
saya beliau minta waktu untuk bicara, pertanyaanya si seputar, Ilmu Komputer
aku bisanya apa saja dan sudah berapa lama mengajar, akhirnya aku di sodori
kurikulum yang harus aku ajarkan dan aku mampu karena kau sudah pernah pelajari
semua lantas aku ditawari jadi dosen Ilmu Komputer disana, tapi Cuma bertahan 1
tahun karena aku harus kulaih lagi ambil sarjana ilmu komputer atau akan di isi
orang lain, karena kau juga sibuk dengan pekerjaan ku, aku mundur dari mengajar.
Dulu waktu aku SMP, suka ber
andai2, termasuk ber andai2 bahwa aku kan punya suami di usia 25 tahu,
kebetulan pada saat usiaku 25 atun aku dekat dengat suamiku saat ini, jadi ssat
dia mengajakku menikah aku tanpa pikir pajang langsung bilang ya karena sesuai
cita2 ku di usia 25 aku akan menikah. Saat ini aku punya 1 anak yang sedang
menempuh kuliah S2 di UGM, mengambil jurusan Psikoligi Sosial, saat ini sedang
mengerjakan tugas akhir.
Aku tinggal di Ngaliyan, yaitu
perumahan di dareah perbukitan di semarang barat, saya dan suami menikah di
tahung 1991, dan aku punya anak bulan agustus di tahun 1993, sejak aku punya
ada masalah yang serung mendera yaitu pembantu nggak krasan, aku sering sekali
nggak masuk atau masuk siang gara2 pembantu keluar, Akhirnya kuputuskan aku
resign, karena kami sdh terbiasa hidup dengan biaya yang tidak kecil karena
keperluan susu anakku waktu itu , 15 sd 16 kaleng 400 gram susu bermerek yang
cukup mahal, karena anakku terbiasa minum itu supaya dia selalu sehat.
Dan ternyata setelah aku resign, yang sebelum aku resign juga sdh saya hitung2 kebuthan kami dg gaji suami, beli susu, angsur rumah, dan keperluan lain2 masuk bahkan sisa, tapi pada penerapannya sering kurang, aku pernsh di akhir bulan aku kehabisan uang, tanggal muda masih 5 hari dan aku pegang uang Cuma Rp. 250 waktu itu, sedangkan untuk beli beras 1 kg aja kurang, tapi karena kau nggak mau hutang atau ngadu ke ortu minta uang, akhirnya uangg yang aku pegang aku belikan telo ( ketela Pohon ) dapat 5kg, akhirnya saya buat sawut gitu saya pakai sebagi pengganti nasi, dan sayurnya kau bikin oseng2 kulit ketela, dan ternyata enak rasanya. Itu pengalaman indah ku sewaktu masih baru2 berumah tangga.
Dan ternyata setelah aku resign, yang sebelum aku resign juga sdh saya hitung2 kebuthan kami dg gaji suami, beli susu, angsur rumah, dan keperluan lain2 masuk bahkan sisa, tapi pada penerapannya sering kurang, aku pernsh di akhir bulan aku kehabisan uang, tanggal muda masih 5 hari dan aku pegang uang Cuma Rp. 250 waktu itu, sedangkan untuk beli beras 1 kg aja kurang, tapi karena kau nggak mau hutang atau ngadu ke ortu minta uang, akhirnya uangg yang aku pegang aku belikan telo ( ketela Pohon ) dapat 5kg, akhirnya saya buat sawut gitu saya pakai sebagi pengganti nasi, dan sayurnya kau bikin oseng2 kulit ketela, dan ternyata enak rasanya. Itu pengalaman indah ku sewaktu masih baru2 berumah tangga.
Ada yang lian juga yang perlu
akau sampaikan, aku trauma karena temanku pernah sepulang dari kost ku
meninggal karena kecelakaan, aku nggak setuju suami beli motor, jadi lah kami
langganan bis kota walaupun kami mampu untuk mengangsur motor, jadilah tiap
hati kami jalan kami dulu ke halte bis baru naik bis begitu juga dengan
pulamgnya. Pernah suatu ketika hujan deras dan suami belum pulang akhirnya aku
turun bawa payung ke halte bus, dan tak tunggu sampai hampir 2 jam suami tidak
muncul akhirnya dalam hujan deras aku tetep jalan pulang dan ternyata suami
sudah sampai di rumah di antar sopir kantor. Tapi alhamdullilah kalu pergi
dengan anak kami selau naik taxi karena kau nggak kuat nggendong anakku karena
dia gemuk, jadi kau nggak kuat nggendong.
Kami mulai punya mobil di tahun
97, tapi karena mobil second ternyata rewel jadi kami sepakat untuk kami jual
saja walaupun baru belum ada sebulan beli, ini pengalaman juga beli mobil dg
teman juga tetep hatus test drive dulu supaya nggak keblondrok, herannya kami
beli mobil habis X Juta, kami tambahkan accesoies dan velg dan bansemaunya kami
ganti masih komisi teman suami yang cari barang juga. Eh pada saat di jual biar
tetep jual di Xrupiah + Komis untuk temannya lagi, jadi nya tuno orang jawa
bilang mah.
Aku orangnya opportunis di
semarang aku sudah 4 kali ganti pekerjaan, Saat ini aku kerja di salah astu
perusahaan IT di Srmarang, aku jadi BM ( walau aku Cuma lulusan SMA) anak
buahku sebagian besar sarjana, dan mereka cukup cerdas tapi owner tetep
percanya sama aku untuk ngawasi anak2 muda itu.
Aku pernah jadi sales Komputer,
kemuadian naik jadi Supervisor, jadi PIC dan akhirnya di BM, ya tapi di
perusahaan swasta ya nngak heboh2 amat lah gaji nya, Cuma kalau kerja di
perusahaan Komputer itu sering dapat reward ke luar Negeri, aku beberapa kali
ke Singapore yg memang harga trip nya murah banget, ke Hongkong, Korea,
Malaysia, Vietnam, Dubai, aku masih pengen ke Jepang dan ke eropa.
Tapi ada yang pautut aku syukuri
aku pernah di di undang ke Baitullah untuk berhaji, Itulag sekelumit kisahku
yang mungkin kurang menarik untuk di ceritakan.
Semarang, 02 06 2020
Terimakasih ..dan..
Sampai ketemu di Episode berikutnya...
Salam Sedulur Saklawase...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar