Kamis, 10 November 2016

Antara Kenangan Suka dan Duka Kini #8 (by Auri)

Antara Kenangan Suka dan Duka Kini #8 (by Auri)

Tidak banyak uang yang bisa kita tabung dari jualan es. Namun, dari jualan es ini aku banyak belajar. Setidaknya, aku bisa menyalurkan hobiku membaca. Karena dengan jualan ini aku jadi bisa punya uang. Dan yang paling penting, aku tidak perlu meminta orang lain.

Pasar buku bekas di kawasan Shoping center menjadi tempat favorit untuk menyalurkan hobi membacaku. Hampir setiap hari minggu aku mengunjungi tempat itu. Dari kawasan Jl. Kaliurang aku bersepeda ke sana..



Saking seringnya berkeliaran di situ, aku banyak mengenal  orang di situ. Setidaknya, hampir semua penunggu kios buku loak di kawasan itu aku kenal. Juga sejumlah pedagang pasar di sana.

Karena selain kios-kios  buku di pintu masuk area shoping center, terdapat juga kios-kios buku bekas yang tempatnya berdempetan dengan pasar. Pasar serba ada. Mulai sayuran, buah dan juga barang-barang bekas lainnya.

Salah satu kios yang cukup besar namanya Social Agency. Terdapat beberapa kios dengan nama yang sama di kawasan itu. Entahlah, apakah ini dulu satu pemilik atau memang hanya kebetulan sama namanya. 

Aku sering nongkrong di kios sosial agency yang ada di dalam pasar. Selain tempatnya adem, juga tidak terlalu rame pengunjung. Tempat ini cukup nyaman untuk ukuran waktu itu.

Situasinya berbeda dengan kios-kios buku yang berada di deretan pintu masuk shoping center jaman dulu, Kalau siang panas, karena siraman sinar matahari. Jadi tidak nyaman kalau buat duduk-duduk sambil baca-baca buku.

Di kios itu pula akan menemukan tempat yang cukup enak untuk sekedar membaca buku. Tempatnya mojok. Tidak banyak orang melihat. Disitu aku sering melahap novel seharian pada hari minggu. Terkadang sampai kios tutup.

Di pojokan kios itu dulu aku diam-diam membaca novel-novel dewasa. Novel-novel terjemahan karya nick carter. Juga karya-karya MotinggoBusye. Beberapa judul karya motinggo busye yang masih aku ingat antara lain  Malam Jahanam, Malam ini Tidak ada Cinta atau Malam Pengantin di Bukit Kera. Semua itu judul-judul novel syuur jaman dulu.

Terus terang, membaca novel syuur ini adalah bagian yang mendorong aku memiliki hobi membaca. Dengan membaca membuat aku banyak tahu. Banyak tahu tentang banyak hal. Memang saat itu yang paling gampang terserap adalah proses pendewasaan.

Jika membaca novel dewasa, serasa kita menjadi dewasa. Aku tahu apa itu merangsang dari novel. Aku tahu apa itu terangsang juga dari novel. Apa itu orgasme juga dari novel. Juga apa itu jatuh cinta. Semuanya dari novel. Dan semua itu di kios buku loak shoping center.

Bagiku pasar buku bekas shoping center adalah tempat sekolah ku yang kedua. Disitu aku tidak hanya belajar membaca. Bukan pula hanya sekedar tempat mencuri-curi membaca buku-buku seronok.

Tetapi, disitu pula aku belajar kehidupan yang sebenarnya. Karena selain belajar dari buku-buku kumal, aku juga belajar dari banyak orang. Yang kebetulan, orangnya juga kumal-kumal.

Bukan dari kumalnya. Tetapi semangatnya. Bagaimana mereka berjuang untuk bertahan hidup. Juga bagaimana mereka memanfaatkan peluang. Tentu, waktu itu aku tidak berpikir seperti ini. Dulu semuanya mengalir. Tanpa melalui proses pemikiran. Melainkan berdasarkan intuisi, rasa dan kemauan saja.

Benturan hidup dan kondisi ku memaksa untuk melakukan sesuatu. Entahlah, rentetan peristwa dan keadaan yang aku alami telah membuatku merasa harus selalu berbuat sesuatu. 

Terutama untuk memenuhi keinginan. Tentu sebatas keinginan masa itu. Keinginan-keinginan yang sederhana, seperti jajan, jalan-jalan, atau sekedar membeli baju atau sepatu.

Tentu, di setiap aku ke kios buku tida serta merta aku hanya sekedar membaca buku-buku seronok. Aku juga mempelajari tentang banyak hal. Tidak jarang aku juga mencari buku-buku resep membuat adonan es yang enak. 

Meski masih dalam kapasitas sangat terbatas, insting bisnis ku mulai jalan. Dengan banyak membaca buku di sana, tiba-tiba aku merasa bisa mengenal diri sendiri. Mengenal kemampuan ku ada dimana.

Setidaknya, aku sempat merasa aku tidak bisa menjadi pedagang. Tetapi, aku merasa lebih senang membuat sesuatu terus dijual. Nah, lalu apa bedanya dengan pedagang?

Sekali lagi, semua yang diatas itu hanya sebatas rasa. Aku tidak sengaja untuk memikirkan semua itu. Tetapi, tiba-tiba terlintas dalam angan-anganku. Aku tidak bisa berdagang, tetapi aku suka membuat sesuatu terus menjualnya. Dan tiba-tiba pula, seperti aku memiliki jawaban atas pertanyaanku sendiri. Oooh aku kayaknya seneng jadi pengusaha!

Mulai saat itu aku merasa bercita-cita jadi pengusaha. Aku jadi kepingin jadi pengusaha. Berkhayal dan bercita-cita itu beda tipis. Dan setiap hari tanpa sengaja aku tiba-tiba seperti melamun. Aku jadi pengusaha. Aku jadi orang kaya.

Di jaman itu memang tidak banyak referensi apa itu pengusaha. Jika ditanya ke orang, banyak yang gak mudeng apa itu pengusaha. Berbeda jika bertanya soal pedagang. Orang langsung tahu, dan bisa menjelaskan.

Tetapi, jika bertanya soal peternak. Orang akan mengerti dan bisa menjelaskan. 

Aku mengerti apa itu pengusaha, dan bedanya dengan pedagang juga dari buku-buku kumal di shoping center. Aku mengerti apa itu "lonte"  ( maaf ) juga dari kawasan shoping center. Aku mengerti bathi - rugi secara utuh juga di shoping center.

Bahkan aku bisa menghitung perkalian dengan sepuluh jari juga dari shoping center. Aku banyak belajar dari kawasan kumuh itu. Sekalipun  keberadaanku di sana tidak untuk bersekolah. Tetapi setelah dewasa aku menyadari,  di sana sekolah ku yang kedua.

Di sana aku banyak belajar tentang kehidupan nyata. Disana aku banyak mengerti arti sebenarnya susah dan sebaliknya seperti apa senang yang sebenarnya itu. Karena di sana, ditempat yang kumuh, diantara tumpukan barang-barang bekas itu terselip banyak cita-cita.

Di sana pula aku banyak mengenal preman. Di sana pula aku mengerti kerasnya hidup. Mungkin, karena banyak bergaul dengan orang-orang keras di sana, aku tidak lagi menjadi penakut. Meski aku juga bukan seorang pemberani. ( bersambung )


5 komentar:

  1. Hebat, hebat, hebat sudah ke -8
    Sampai ga bisa koment apapun nih.
    Pokoke apik, menginspirasi.
    Wis ta tunggu wae ending nya AuRy

    BalasHapus
  2. AuRy, sempatkan buat cerita banyolan untuk melanjutkan episode di warung banyolan yooo
    Terimakasih prend... ta tunggu lho

    BalasHapus
  3. Wah dah nyambung lg nih....edyan adyan...rampungke sik sampai kesuksesan sekarang.
    Crito jerman tin sengsoro gak disana hehehe

    BalasHapus

Halan-Halan Healing Horeg Heboh [5H]

Daripada, daripada.. mendingan jalan-jalan ngudoroso menikmati keindahan ciptaan Tuhan. 11 Agustis 2024, bersama teman-teman ke Magelang.  s...