The Breeze
Akhirnya
kita ketemu juga !! Akhirnya kita bercanda lagi. Makan-makan bareng. Saling
menyapa dan mengingat masa lalu. Itulah sekilas pertemuan pertama setelah 33
tahun kita berpisah alumni SMPN I Condong- catur yang kini tinggal di kawasan
Jabodetabek plus Serang dan Cilegon.
Mungkin
tulisan ini agak terlambat. Sebenarnya tanganku sudah gatal ingin segera
menulis, sebagai laporan pandangan mata pertemuan yang sungguh banyak
memberikan kesan itu. Kami ingin segera berbagi kepada teman-teman lain yang
kebetulan tidak berada di wilayah kami. Kami ingin segera berkabar bahwa
alumni SMPN I Condong-catur tidak hanya semarak di Jogja. Kami yang
berpencar di luar Jogja pun bisa guyup. Bisa bersaudara, dan bisa kompak !
Tetapi apa
daya, waktu terasa begitu sempit. Kami terasa dihimpit waktu. Bahkan,
menjelang hari H, 12 November 2016 aku hampir tidak bisa mengadiri acara itu.
Pada Jumat malam aku masih di luar Jakarta. Karena harus menghadiri sebuah
acara di kawasan Indo China. Namun keinginan kuat kami untuk saling bertemu,
kami berupaya untuk bisa balik ke Jakarta pada Sabtu paginya.
Beruntung
aku masih bisa mendapatkan pesawat pada dini hari Transit di Singapura. Pagi
menjelang Subuh sekitar jam 03.15 aku mendarat di Changi Singapura. Penerbangan
berikutnya ke Jakarta, pukul 07. 00 waktu setempat.
Karena
masih ada waktu sekitar 4 jam, aku mencoba istirahat di Hotel yang sudah
dipersiapkan teman. Tetapi, apa yang terjadi? Saya bangun kesiangan. Sekitar
jam 07, lebih sedikit aku baru tersadar dari tidurku. Aku ketinggalan
pesawat.
Penerbangan
ke Jakarta berikutnya baru ada jam 08.45. Juga tidak mungkin. Berikutnya lagi,
jam 09 lebih. Aku tidak berhasil mendapatkan tiketnya. Baru pada penerbangan
jam 14.45 aku bisa mendapatkan tiketnya.
Tentu
tidak mungkin Karena kami telah janjian kumpul am 13.00. Akhirnya aku ambil
jalan pintas naik speedboat ke Batam. Selisih waktu sejam antara WIB dengan
Singapore sedikit memberikan ruang waktu. AKhirnya jam 10 lebih sampailah aku ke
Batam. Langsung menuju ke Hang Nahdim, melanjutkan ke Jakarta. Menjelang Jam
13,00 WIB tibalah aku ke Jakarta.
Rasanya
lega. Bukan apa-apa, tetapi semata-mata karena aku sudah janji sama teman-teman
bahwa aku akan hadir. Aku pula yang memberikan pilihan tanggal pertemuan kepada
teman-teman. Jadi, rasanya tidak enak jika sudah memberikan waktu, tanggal dan
jamnya, tetapi aku sendiri malah tidak hadir.
Sementara
di WA teman-teman sudah saling berkabar. Sekitar jam 12.00 Retno dan Sri Mul
sudah WA menanyakan posisi kami. Begitu pula teman-teman lain. Windarti yang
berangkat dari Serang, Nuryani dari Cilegon, Nana dari Bintaro, Heroe dari
Bogor semua sudah saling berkabar di posisi masing-masing.
Sri
Mulyani menjadi tamu istimewa kami. Maaf aku tidak bisa menjemputnya. Aku
berterima kasih kepada Retno dan Handoyo yang menyempatkan diri untuk menjemput
Sri Mulyani yang dengan segala upayanya datang dari Jogja untuk berkumpul
dengan teman-teman di sekitaran Jakarta. Terima kasih pula kepda Handoyo yang
telah menjamu makan malam yang istimewa
untuk Sri Mulyani.
Akhirnya
kami bersyukur bisa berkumpul. Meski tidak semua yang berada dikawasan
sekitaran Jakarta bisa hadir, suasana cukup meriah. Kami yang biasa hidup di
Jakarta bisa memaklumi bagi teman-teman yang tidak bisa menghadiri acara
tersebut.
Ini semua
karena keterbatasan waktu, situasi Jakarta yang macet dan melelahkan. Kondisi
ini membuat setiap orang memberikan prioritas mana yang harus didatangi, dan
mana yang tidak. Belum lagi kesibukan kantor, tempat kerja juga keluarga. Bagi
sebagian orang Jakarta, akhir pekan merupakan hari keluarga yang tidak bisa
diganggu gugat setelah sepekan seharian bekerja, berangkat Subuh pulang
Maghrib. Nyaris tak ada waktu untuk keluarga.
Di sebuah
tempat yang asri, the breeze kami berkumpul. Ada Windarti, Nuryani, Pak Ketua
Heroe, Nana, Retno, Indri, dan tamu istimewa kita Sri Mulyani serta aku
sendiri. Tidak banyak memang. Kalau pun hadir semua, seharusanya masih ada
Nasri, Handoyo, dan Sulis serta Ongko. Tetapi para jagoan ini tak ada yang bisa
hadir karena kesibukan yang tak bisa ditinggalkannya. Oh ya, satu lagi yang
tidak bisa datang retno Nunit. Kabarnya Nunit juga tidak bisa datang karena ada
acara yang tak bisa ditinggalkannya.
Jumlah
yang terbatas ternyata tidak mengurangi kualitas pertemuan. Setidaknya setelah
33 tahun tidak saling bertemu dan tidak saling mengingatnya, pada pertemuan itu
akhirnya kami saling mengingat dan mengenalnya kembali.
Jujur, aku
memang tidak bisa mengingatnya semua teman. Yang aku benar-benar lupa adalah
Nuryani. Mungkin karena aku tidak pernah sekelas. Jadi antara tidak kenal dan
lupa bedanya sangat tipis. Maaf kan aku Nur. Tetapi aku sangat senang kini aku
mengenal mu Nur.
Sedangkan
yang lainnya aku relatif bisa mengingatnya. Windarti misalnya. Secara fisik
tentu sudah berubah. Namun, sifat kemayunya, hebohnya masih seperti dulu. Indri
juga begitu. Fisiknya sudah berubah total. Namun, masih ada sisa-sisa
senyumnya, kalemnya seperti dulu masih ada.
Begitu
pula dengan Nana. Centilnya, lincahnya tidak banyak berubah. Bahkan, dalam
beberapa kesempatan Nana masih nampak lincah. Begitu pula Retno. Mungkin,
teman-teman sudah bisa menilai Retno dalam banyak hal. Karena Retno sudah
pernah ikut dalam pertemuan di Jogja.
Tetapi menurut
ku, Jabodatabek punya Trio kwek-kwek yang pantas untuk unjuk kebolehan dalam
ajang reauni akbar nanti. Siapa Mereka? Siapa lagi kalau bukan Windarti, Retno
dan Nana. Trio Satu nenek dan dua Ibu-ibu ini masih memiliki potensi yang luar
biasa untuk menghibur teman-teman lamanya. Bahkan, kalau pun harus membentuk
quartet, Nuryani juga mampu mengimbangi kegenitan tiga temannya itu.
BUkan
hanya itu. Dalam pertemuan yang berlangsung dengan penuh keakraban itu juga
menjadi arena untuk saling bernostalgia. Ada yang mengenang dengan
mencari informasi teman-teman masa lalunya Ada pula yang saling
buka-bukaan tentang percintaan masa lalunya.
Misalnya
Retno dengan Nana. Saling mengungkapkan masa percintaannya dengan satu lelaki.
Retno merasa kekasihnya direbut sama Nana. Sementara Nana merasa tidak pernah
merebutnya. Terungkap pula bahwa saat itu Nana sudah berpacaran dengan dua
lelaki yang berbeda. Namun, semua cerita masa lalu itu diakhiri dengan gelak
tawa. Entah, apakah mereka mentertawakan diri sendiri atau mentertawakan lelaki
yang pernah sama-sama mereka sukai. Pokoknya Seru !!!!
Tentu
pertemuan tiga jam itu, selain sebagai ajang silaturahmi juga membahas tentang
banyak hal. Terutama tentang persiapan reuni yang sudah direncanakan akan
berlangsung di penghujung tahun ini. Pak Ketua Heroe Winarto dan Sri Mulyani
yang aktif dalam kepanitaan banyak memberikan informasi tentang kesiapan reuni.
"Rasanya
sudah siap. Tinggal menyiapkan kejutan-kejutan. Sehingga acara bisa berlangsung
meriah dan bisa berkesan," kata Heroe antusias. Sementara Sri Mulyani
mengusulkan agar alumni dari Jabodetabek plus bisa menampilkan atraksi kesenian
di acara reuni puncak nanti. Mungkin, Mul melihat almuni jabodetabek
masih kemayu-kemayu, sehingga ia melontarkan usulannya itu.
Toh usulan
Mulyani disambut antusias oleh Retno, Nana, Windarti dan Nur. Kira-kira apa
yang akan ditampilkan mereka? Entahlah. Aku sendiri meragukan mereka ini
memiliki waktu untuk mempersiapkan diri. Namun, kalau mereka mau tampil
spontan, tentu tidak ada salahnya.
Menjelang
sore acara berakhir. Seperti bisa kami berfoto ria. Bantingan, untuk membayar
makanan. Sisanya masuk kas untuk tambahan keperluan reuni. Dengan berat hati,
akhirnya kami harus berpisah. Dengan harapan masih terus terjalin komunikasi
diantara kita. Kami pun meninggalkan lokasi yang asri dengan semilir angin the
breeze. Di situ kami mengenang masa lalu, dan disitu pula kita membuat kenangan
baru.....
Hallo AuRy....jiann tenan kamu ini.
BalasHapusEnak moco tulisanmu..
Selamat ya, akhirnya kalian bisa saling ketemuan dengan segala kendala yang ada. Saluuuutt dan melu seneng.
Perjuanganmu untuk ketemu temans ... acung dua jempol. Karena jempol kaki ga bisa diacungkan hahaha.
AuRy...di Yogya juga ada TRIO IMUT yang kwek kwek lho : Zaitun + Init + Tari. Besuk kalau reuni ditandingke ya...hahaha mana yg lebih edyan serune...
Handoyo ga gabung mesti sibuk moco kui...
buku sak lemari diwoco kabeh...
Tapi baguslah udah sempet nemui perwakilan dari ngayogyakarto : Sri Mulyani.
Aku bisa merasakan betapa happy nya kalian.
Sekali lagi...selamat ya. Semoga terjalin dan tercipta terus paseduluran kita. amin
Mr. Blogger , maaf yo
BalasHapusKoment ku di atas dowone sak cerpen.
Drijiku yo wis gatel ngetik ki...
opo meneh wis suwe blog sepi pengunjung.
wis yo...ngko tambah dowoooo hehehe
matur nuwun mas.
Eh...nambah lagi
BalasHapusSiapa yang pilih tempat...bagus bgt, asri, sejuk dan nyenengke.. sukses ya. Fotonya jadi tambah bagus..
Selamat juga buat photografer nya.
Wis pokoke apik kabeh...
hihihi , ampyun lagi yo mas Blogger
wis bacut nunul ...ga iso leren.
Hahahaha.. Keren Lest.. Makin banyak koment makin bagus...
BalasHapusMaaf prend rong iso nggabung ono acara pabrik.
BalasHapusTp enak banget tempate.....dadi pingin hahaha hihihi ro sobat sobit semua.
Breeze berarti angin yang sejuk...semoga yang dimulai ditempat yang indah ini membuat persaudaraan kita selalu sejuk dan bisa "saklawase"...
BalasHapusTerima kasih untuk perjuangan teman-teman semua...
Breeze ki boso jowone sego wiwit...
BalasHapus