Senin, 28 November 2016

The Breeze - laporan pandangan mata oleh Auri

The Breeze

Akhirnya kita ketemu juga !! Akhirnya kita bercanda lagi. Makan-makan bareng. Saling menyapa dan mengingat masa lalu. Itulah sekilas pertemuan pertama setelah 33 tahun kita berpisah alumni SMPN I Condong- catur yang kini tinggal di kawasan Jabodetabek plus Serang dan Cilegon.

Mungkin tulisan ini agak terlambat. Sebenarnya tanganku sudah gatal ingin segera menulis, sebagai laporan pandangan mata pertemuan yang sungguh banyak memberikan kesan itu. Kami ingin segera berbagi kepada teman-teman lain yang kebetulan tidak berada di wilayah  kami. Kami ingin segera berkabar bahwa alumni SMPN I Condong-catur tidak hanya semarak di Jogja. Kami yang berpencar di luar Jogja pun bisa guyup. Bisa bersaudara, dan bisa kompak !

Tetapi apa daya, waktu terasa begitu  sempit. Kami terasa dihimpit waktu. Bahkan, menjelang hari H, 12 November 2016 aku hampir tidak bisa mengadiri acara itu. Pada Jumat malam aku masih di luar Jakarta. Karena harus menghadiri sebuah acara di kawasan Indo China. Namun keinginan kuat kami untuk saling bertemu, kami berupaya untuk bisa balik ke Jakarta pada Sabtu paginya.

Beruntung aku masih bisa mendapatkan pesawat pada dini hari Transit di Singapura. Pagi menjelang Subuh sekitar jam 03.15 aku mendarat di Changi Singapura. Penerbangan berikutnya ke Jakarta, pukul 07. 00 waktu setempat.

Karena masih ada waktu sekitar 4 jam, aku mencoba istirahat di Hotel yang sudah dipersiapkan teman. Tetapi, apa yang terjadi? Saya bangun kesiangan. Sekitar jam 07, lebih sedikit aku baru tersadar dari tidurku. Aku ketinggalan pesawat. 

Penerbangan ke Jakarta berikutnya baru ada jam 08.45. Juga tidak mungkin. Berikutnya lagi, jam 09 lebih. Aku tidak berhasil mendapatkan tiketnya. Baru pada penerbangan jam 14.45 aku bisa mendapatkan tiketnya.

Tentu tidak mungkin Karena kami telah janjian kumpul am 13.00. Akhirnya aku ambil jalan pintas naik speedboat ke Batam. Selisih waktu sejam antara WIB dengan Singapore sedikit memberikan ruang waktu. AKhirnya jam 10 lebih sampailah aku ke Batam. Langsung menuju ke Hang Nahdim, melanjutkan ke Jakarta. Menjelang Jam 13,00 WIB tibalah aku ke Jakarta. 

Rasanya lega. Bukan apa-apa, tetapi semata-mata karena aku sudah janji sama teman-teman bahwa aku akan hadir. Aku pula yang memberikan pilihan tanggal pertemuan kepada teman-teman. Jadi, rasanya tidak enak jika sudah memberikan waktu, tanggal dan jamnya, tetapi aku sendiri malah tidak hadir.

Sementara di WA teman-teman sudah saling berkabar. Sekitar jam 12.00 Retno dan Sri Mul sudah WA menanyakan posisi kami. Begitu pula teman-teman lain. Windarti yang berangkat dari Serang, Nuryani dari Cilegon, Nana dari Bintaro, Heroe dari Bogor semua sudah saling berkabar di posisi masing-masing.

Sri Mulyani menjadi tamu istimewa kami. Maaf aku tidak bisa menjemputnya. Aku berterima kasih kepada Retno dan Handoyo yang menyempatkan diri untuk menjemput Sri Mulyani yang dengan segala upayanya datang dari Jogja untuk berkumpul dengan teman-teman di sekitaran Jakarta. Terima kasih pula kepda Handoyo yang telah menjamu  makan malam yang istimewa untuk Sri Mulyani.

Akhirnya kami bersyukur bisa berkumpul. Meski tidak semua yang berada dikawasan sekitaran Jakarta bisa hadir, suasana cukup meriah. Kami yang biasa hidup di Jakarta bisa memaklumi bagi teman-teman yang tidak bisa menghadiri acara tersebut. 

Ini semua karena keterbatasan waktu, situasi Jakarta yang macet dan melelahkan. Kondisi ini membuat setiap orang memberikan prioritas mana yang harus didatangi, dan mana yang tidak. Belum lagi kesibukan kantor, tempat kerja juga keluarga. Bagi sebagian orang Jakarta, akhir pekan merupakan hari keluarga yang tidak bisa diganggu gugat setelah sepekan seharian bekerja, berangkat Subuh pulang Maghrib. Nyaris tak ada waktu untuk keluarga.

Di sebuah tempat yang asri, the breeze kami berkumpul. Ada Windarti, Nuryani, Pak Ketua Heroe, Nana, Retno, Indri, dan tamu istimewa kita Sri Mulyani serta aku sendiri. Tidak banyak memang. Kalau pun hadir semua, seharusanya masih ada Nasri, Handoyo, dan Sulis serta Ongko. Tetapi para jagoan ini tak ada yang bisa hadir karena kesibukan yang tak bisa ditinggalkannya. Oh ya, satu lagi yang tidak bisa datang retno Nunit. Kabarnya Nunit juga tidak bisa datang karena ada acara yang tak bisa ditinggalkannya.

Jumlah yang terbatas ternyata tidak mengurangi kualitas pertemuan. Setidaknya setelah 33 tahun tidak saling bertemu dan tidak saling mengingatnya, pada pertemuan itu akhirnya kami saling mengingat dan mengenalnya kembali.

Jujur, aku memang tidak bisa mengingatnya semua teman. Yang aku benar-benar lupa adalah Nuryani. Mungkin karena aku tidak pernah sekelas. Jadi antara tidak kenal dan lupa bedanya sangat tipis. Maaf kan aku Nur. Tetapi aku sangat senang kini aku mengenal mu Nur.

Sedangkan yang lainnya aku relatif bisa mengingatnya. Windarti misalnya. Secara fisik tentu sudah berubah. Namun, sifat kemayunya, hebohnya masih seperti dulu. Indri juga begitu. Fisiknya sudah berubah total. Namun, masih ada sisa-sisa senyumnya, kalemnya  seperti dulu masih ada.

Begitu pula dengan Nana. Centilnya, lincahnya tidak banyak berubah. Bahkan, dalam beberapa kesempatan Nana masih nampak lincah. Begitu pula Retno. Mungkin, teman-teman sudah bisa menilai Retno dalam banyak hal. Karena Retno sudah pernah ikut dalam pertemuan di Jogja.

Tetapi menurut ku, Jabodatabek punya Trio kwek-kwek yang pantas untuk unjuk kebolehan dalam ajang reauni akbar nanti. Siapa Mereka? Siapa lagi kalau bukan Windarti, Retno dan Nana. Trio Satu nenek dan dua Ibu-ibu ini masih memiliki potensi yang luar biasa untuk menghibur teman-teman lamanya. Bahkan, kalau pun harus membentuk quartet, Nuryani juga mampu mengimbangi kegenitan tiga temannya itu.

BUkan hanya itu. Dalam pertemuan yang berlangsung dengan penuh keakraban itu juga menjadi arena untuk saling bernostalgia. Ada yang mengenang dengan  mencari informasi teman-teman masa lalunya Ada pula yang saling buka-bukaan tentang percintaan masa lalunya.

Misalnya Retno dengan Nana. Saling mengungkapkan masa percintaannya dengan satu lelaki. Retno merasa kekasihnya direbut sama Nana. Sementara Nana merasa tidak pernah merebutnya. Terungkap pula bahwa saat itu Nana sudah berpacaran dengan dua lelaki yang berbeda. Namun, semua cerita masa lalu itu diakhiri dengan gelak tawa. Entah, apakah mereka mentertawakan diri sendiri atau mentertawakan lelaki yang pernah sama-sama mereka sukai. Pokoknya Seru !!!!

Tentu pertemuan tiga jam itu, selain sebagai ajang silaturahmi juga membahas tentang banyak hal. Terutama tentang persiapan reuni yang sudah direncanakan akan berlangsung di penghujung tahun ini. Pak Ketua Heroe Winarto dan Sri Mulyani yang aktif dalam kepanitaan banyak memberikan informasi tentang kesiapan reuni.

"Rasanya sudah siap. Tinggal menyiapkan kejutan-kejutan. Sehingga acara bisa berlangsung meriah dan bisa berkesan," kata Heroe antusias. Sementara Sri Mulyani mengusulkan agar alumni dari Jabodetabek plus bisa menampilkan atraksi kesenian di acara  reuni puncak nanti. Mungkin, Mul melihat almuni jabodetabek masih kemayu-kemayu, sehingga ia melontarkan usulannya itu.

Toh usulan Mulyani disambut antusias oleh Retno, Nana, Windarti dan Nur. Kira-kira apa yang akan ditampilkan mereka? Entahlah. Aku sendiri meragukan mereka ini memiliki waktu untuk mempersiapkan diri. Namun, kalau mereka mau tampil spontan, tentu tidak ada salahnya. 


















Menjelang sore acara berakhir. Seperti bisa kami berfoto ria. Bantingan, untuk membayar makanan. Sisanya masuk kas untuk tambahan keperluan reuni. Dengan berat hati, akhirnya kami harus berpisah. Dengan harapan masih terus terjalin komunikasi diantara kita. Kami pun meninggalkan lokasi yang asri dengan semilir angin the breeze. Di situ kami mengenang masa lalu, dan disitu pula kita membuat kenangan baru.....

7 komentar:

  1. Hallo AuRy....jiann tenan kamu ini.
    Enak moco tulisanmu..
    Selamat ya, akhirnya kalian bisa saling ketemuan dengan segala kendala yang ada. Saluuuutt dan melu seneng.
    Perjuanganmu untuk ketemu temans ... acung dua jempol. Karena jempol kaki ga bisa diacungkan hahaha.
    AuRy...di Yogya juga ada TRIO IMUT yang kwek kwek lho : Zaitun + Init + Tari. Besuk kalau reuni ditandingke ya...hahaha mana yg lebih edyan serune...
    Handoyo ga gabung mesti sibuk moco kui...
    buku sak lemari diwoco kabeh...
    Tapi baguslah udah sempet nemui perwakilan dari ngayogyakarto : Sri Mulyani.

    Aku bisa merasakan betapa happy nya kalian.
    Sekali lagi...selamat ya. Semoga terjalin dan tercipta terus paseduluran kita. amin

    BalasHapus
  2. Mr. Blogger , maaf yo
    Koment ku di atas dowone sak cerpen.
    Drijiku yo wis gatel ngetik ki...
    opo meneh wis suwe blog sepi pengunjung.
    wis yo...ngko tambah dowoooo hehehe
    matur nuwun mas.

    BalasHapus
  3. Eh...nambah lagi
    Siapa yang pilih tempat...bagus bgt, asri, sejuk dan nyenengke.. sukses ya. Fotonya jadi tambah bagus..
    Selamat juga buat photografer nya.

    Wis pokoke apik kabeh...
    hihihi , ampyun lagi yo mas Blogger
    wis bacut nunul ...ga iso leren.

    BalasHapus
  4. Hahahaha.. Keren Lest.. Makin banyak koment makin bagus...

    BalasHapus
  5. Maaf prend rong iso nggabung ono acara pabrik.
    Tp enak banget tempate.....dadi pingin hahaha hihihi ro sobat sobit semua.

    BalasHapus
  6. Breeze berarti angin yang sejuk...semoga yang dimulai ditempat yang indah ini membuat persaudaraan kita selalu sejuk dan bisa "saklawase"...
    Terima kasih untuk perjuangan teman-teman semua...

    BalasHapus
  7. Breeze ki boso jowone sego wiwit...

    BalasHapus

Halan-Halan Healing Horeg Heboh [5H]

Daripada, daripada.. mendingan jalan-jalan ngudoroso menikmati keindahan ciptaan Tuhan. 11 Agustis 2024, bersama teman-teman ke Magelang.  s...