Kamis, 27 Oktober 2016

Antara Kenangan, Suka dan Duka Kini (3) by AuRi jAyA

Antara Kenangan, Suka dan Duka Kini (3)

     Tidak banyak sosok Isbakdi yang aku ingat. Namun kira-kira seperti itulah sosk bagian kecilnya. Kemudian teman kita Sutrisno. Sosok Sutrisno aku ingat benar. Meski aku tidak akrab dengannya. Mungkin, Sutris- begitu ia dulu akrab dipanggil – juga tidak lagi mengingat aku. Jangankan mengingat, mungkin ia juga tak pernah berpikir apa pun tentang ku.

     Sosok Sutris cukup akrab ditelingaku. Bukan lantaran kita dulu sering bermain bersama.  Bukan pula menjadi teman sepermainan. Sosok Sutris jaman dulu pasti jauh berbeda dengan sekarang. Dulu ketika SMP, sosok Sutris  sudah lebih dewasa dibandingkan teman – teman sebaya SMP. Ia menjadi panutan banyak orang.

      Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa akrab dengan Sutris. Seingat saya, beberapa teman yang sangat akrab dengan Sutris adalah Joko Teguh, Yusti dan mungkin juga Tito atau Itul.  Tentu masih banyak lagi. Hanya saja saya kurang mengingatnya.

      Tetapi, aku dulu mengenal Sutris. Dan Sutris mengenal saya.  Di sekolah, dulu tidak begitu dekat. Tetapi, entah karena apa, Sutris dulu sering bermain di kampung ku di Ngabean. Sutris bersama teman-temanya bahkan sering menginap di rumah salah seorang teman kampungku. Bahkan Sutris juga akrab dengan teman-teman sepermainan ku di kampung.

      Sutris dulu suka menyanyi. Ia pandai memetik gitar. Ia suka menyanyikan lagu yang liriknya nakal-nakal. Seperti lagunya doel Sumbang. Atau  lagu-lagu baladanya Iwan Fals. Tidak jarang, ia juga sering mengubah syair-syair lagu yang nakal menjadi lebih nakal lagi.

      Dulu aku pernah berpikir, Sutris lebih cocok jadi seniman.  Bahkan mungkin akan menjadi seniman. Apalagi, kalau tidak salah, ia adalah kerabat dalang terkenal.  Setidaknya di jaman itu. Sutris adalah kerabat dari dalang wayang kulit terkenal di Jogja awaktu itu. Ki Hadi Sugito, nama dalang itu.  Di jamanku, dalang ini cukup laris, karena lucunya.

      Tetapi itulah Sutris. Karena kepiawiannya memetik gitar ia banyak dikerubungi teman-temannya. Ia suka nongkrong. Ia juga banyak dikerubuti para perempuan. Tidak heran jika banyak perempuan yang suka sama dia. Pendeknya Sutris dulu adalah anak gaul. Anak gaul jaman itu. Penampilannya sederhana. Pakaian seadanya. Rayuannya lebih maut dari penampilannya!!

      Sekali lagi itulah sosok Sutris. Ia sosok pemberani. Suka sekali berantem. Ia benar-benar tampil sebagai lelaki jaman itu. Selain banyak yang suka sama dia, tetapi juga banyak yang takut sama dia. Tetapi, sebenarnya dia baik. Ia setia kawan. Kalau membela teman tak pernah memikirkan dirinya sendiri. Pokoknya, Hajarrrr!!!

       Lain Sutris lain  Nurwidi Susilo. Dulu aku sangat dekat dengan sosok yang satu ini.  Dulu jaman SMP, kita lebih banyak bertiga. Terutama kala pulang sekolah. Nurwidi, Surono (alm) dan Aku. Kita selalu bertiga. Menginjak ke  kelas tiga, Nurwidi mulai akrab dengan Broto. Bahkan, saking akrabnya, Broto dan Nurwidi bagai pinang dibelah dua.

       Kemana-mana selalu bersama. Bahkan, Surono menjuluki keduanya  dengan sebutan dua keling. Ini maaf sebelumnya Broto maupun Nurwidi. Sebutan itu, mungkin karena keduanya dulu sama-sama hitam warna kulitnya.  Sekali lagi maaf, ini tidak bermaksud apa pun. Tetapi, kembali mengenang masa  lalu…

       Broto maupun Nurwidi dulu dua sosok yang pintar. Terutama di menjelang akhir SMP. Keduanya rajin sekali belajar. Pikirannya maju, bahkan suka bertanya yang sulit-sulit. Bacaannya juga lumayan banyak. Keduanya sering belajar hingga larut pagi. Minumnya kopi. Sehingga, kalau di kelas keduanya sangat kritis dalam bertanya.

       Sosok Nurwidi yang aku ingat adalah sosok yang unik.
Nurwidi
 

Aku dengan Nurwidi sebenarnya sangat dekat. Bapak dan Ibunya Nurwidi adalah seorang guru SD. Kedua orang tuanya berteman baik dengan Bude dan Pak De ku, yang juga sesame guru SD. Dulu dari SD sampai SMA memang ikut  tempat  Bu De ku. Bahkan keduanya akrab. Keakraban orang tua itulah, yang kemudian membawanya aku dengan  Nurwidi  saling mengetahui dan saling mengerti satu sama lain.

       Meski begitu, tidak jarang kita juga berantem. Nurwidi adalah sosok yang gampang marah. Namun, dia tidak lama kalau marah. Cepat berbalik dan baik. Ia juga usil. Bahkan saking usilnya, bapaknya sendiri sering dikerjain sama Nurwidi.

       Suatu malam, aku sedang bermain di rumahnya di Kayen. Bapaknya Nurwidi tiba-tiba marah-marah. Entah apa yang menjadi penyebab kemarahannya.  
nurwidi (sekarang)

Cuma aku sedikit tidak enak waktu itu. Nurwidi menjadi salah satu anaknya yang menjadi sasaran kemarahan bapaknya. Maklum, Nurwidi bukan anak satu-satunya dalam keluarga itu. Seingatku dia masih punya beberapa kakak lelaki dan kakak perempuan.

       Lebih kaget lagi,  di puncak kemarahannya Bapaknya Nurwidi melempar tempat sabun colek ke arah  Nurwidi. Mungkin karena tidak enak  dengan suasana saat itu, Ibu Nurwidi menyuruh kita keluar saja. Akhirnya aku dan Nurwidi keluar rumah. Kita bersepeda. Tidak punya tujuan waktu itu. Kita asal mengayuh sepeda, yang penting keluar dari rumah.

        Tidak jauh dari rumahnya kita berhenti. “Tin…tin ,” tiba-tiba  Nurwidi memanggilku. Kebetulan aku bersepeda di depannya. “Kowe tak kandani yo, ning ojo omong-omong,”  katanya. Aku hanya terdiam. Belum aku menjawab, ia sudah menyambung, “kowe ngerti kenopo Bapak ku nesu-nesu,” katanya.
Auri Jaya (didarat, dilaut,diudara, +diranjang)
“Lah kenopo,”  tanyaku. 
“Bapak ku ndemok tai ( maaf bukan berarti jorok ya ) ku,” ujar Nurwidi. “lah ko Iso,” tanyaku masih belum mengerti.  Akhirnya kita duduk di pinggiran jalan diseputaran jalan kaliurang.  Sebelum cerita Nurwidi sempat membeli gorengan.  .Waktu menyuruh keluar, rupanya ibunya nurwidi memberikan sejumlah uang untuk beli gorengan .

        Saat itu pula Nurwidi bercerita. 
nuwidi+joko ts
Ia mengaku sempat kesal dengan Bapaknya. Entah karena apa aku tidak ingat lagi. Yang aku ingat, saking kesalnya Nurwidi dengan Bapaknya sampai dia berbuat iseng. Keisengan Nurwidi waktu itu memang cukup berani, kalau tidak dibilang keterlaluan. Entah dapat ide dari mana, Nurwidi mengganti sabun colek dengan Tai.

       Menurut cerita Nurwidi,  “Sabune wis entek toh, terus tak isi nganggo tai ku,” kata Nurwidi bercerita sambil tertawa. Kebetulan, Bapaknya Nurwidi kalau mandi sudah malam.  Sehingga gelap, mungkin agak remang-remang. Tanpa berprasangka apa pun, ketika akan mandi, bapaknya langsung mengambil sabun di tempat itu. Ia tidak menyadari atau bahkan mengetahui kalau isinya sudah diganti.

   Mungkin, di kegelapan itu sang Bapak baru menyadari kalau sabun yang dipakainya beda. “Kok mambu tai,”  begitu mungkin kata Bapaknya. Satu dua kali, mungkin belum menyadari kalau bau itu dari sabun colek yang dicoleknya saat mandi. “Bapakku lagi ngerti mbasan wis nggosok awake je,” kata Nurwidi sambil tertawa ngakak. “Dadine Bapakmu mau adus nganggo sabun Tai mu,” tanyaku setengah terbelalak. “Iyoooooo,” katanya. Kita berdua pun tertawa ngakak….sengakak-ngakaknya. Tidak mengerti kalau perbuatan itu kurang ajar.  Tidak mengerti pula kalau perbuatan itu jahat…yang kita mengerti waktu itu adalah lucu..lucu sekali. ( bersambung )

6 komentar:

  1. Hebat-hebat-hebat aku tunggu kelanjutannya.
    Ingatanmu akan kenangan masa SMP kelet banget Aury.
    Saluuuut.

    BalasHapus
  2. Ya ampuuun , byuh...byuh Nurwidi ki jiaan tenan kog.
    mugo-mugo ora ditiru anakke.
    Sing mu nulis tentang iki sukses Aury...he he he

    BalasHapus
  3. auri, kowe cocik dadi wartawan " dari masa ke masa" ...
    ngedap-ngedapi tenan !

    BalasHapus
  4. Buat sobat ku Atin good
    ...ning koncoku le guyon ko ngono yo...nek aq dadi bpkne tak rujak tenan....
    Tak kon .....ados nggo sabun kuwi nganti entek.

    BalasHapus
  5. Dere cc okeh sing bening bening lho ...
    Hayo sing endi....kulonan.loran.kidulan pastine ko wetanan yo?

    BalasHapus
  6. Atin bener bener super mario brossss............
    Tapi aku heran sobat ku berbuat gitu ya......
    Kalo aq tanaman padi yg mau di tandur
    Kae tak tulisi saru....i**l nganggo banyu jarang ...mbareng winihe mati ono tulisane saru .....I**L puas puas....
    ...

    BalasHapus

Halan-Halan Healing Horeg Heboh [5H]

Daripada, daripada.. mendingan jalan-jalan ngudoroso menikmati keindahan ciptaan Tuhan. 11 Agustis 2024, bersama teman-teman ke Magelang.  s...