Antara
Kenangan, Suka dan Duka Kini (4)
Mungkin Nurwidi tidak begitu suka kisah itu aku ceritakan di sini.
Tetapi, sekali lagi mohon maaf, kisah itu masih begitu terngiang di benak ku. Kalau
ingat Nurwidi, peristiwa itulah yang selalu terngiang di pikiranku. Sekali
lagi, saya minta maaf kepada Nurwidi jika dikemudian hari tidak berkenan.
Bagiku peristiwa itu adalah kenakalan yang kreatif, yang mungkin seribu satu
bisa ditemukan dalam sepanjang sejarah hidup ku.
Dulu kita berteman baik dengan Nurwidi dan Broto. Di luar kenakalannya
Nurwidi adalah sosok yang rajin belajar. Ia tekun dalam belajar.
Pertemanannya dengan Broto kadang membuatnya aku iri. Karena mereka berdua ini
sangat rajin , bahkan sangat rajin sekali dalam mempelajari setiap mata
pelajaran.
Tidak jarang mereka berdua belajar hingga larut malam. Bahkan sampai
dinihari. Mereka berdua rajin belajar Fisika. Juga matematika. Aku
juga tidak pernah bertanya mengapa mereka berdua menyukai dua pelajaran
itu. Aku sendiri sebenarnya tidak begitu menyukai kedua mata pelajaran
itu. Kalau pun aku bisa mengerjakan sebagian pelajaran matematika itu karena
guru kita Bu Dyah, guru yang sangat sabar.
SriMul & Bu Diyah |
Berkat kesabaran Ibu Dyah aku bisa mengerti matematika. Berkat
ketelatenan Bu Dyah aku suka mengerjakan pekerjaan rumah matematika. Dulu
Bu Dyah selalu memeriksa buku pelajaranku. Beliau selalu bertanya, kamu
sudah belajar apa ? Kamu sudah mengerjakan apa? Pekerjaan rumah yang
kemarin kamu kerjakan tidak ? Begitu seterusnya. Setiap ada pertemuan
dengan Bu Dyah, aku selalu dicecar dengan banyak pertanyaan, Sehingga membuat
ku takut, dan mau tidak mau aku harus selalu bersiap-siap saat ada pelajaran
matematika. Aku tidak tahu apa jadinya kalau guru matematika bukan bu Dyah.
Pasti aku tidak akan bisa apa-apa lagi.
Kondisi itu jauh berbeda dengan Nurwidi atau Broto dua teman ku yang sangat
cerdas itu. Mereka berdua mungkin tidak serajin aku dalam mengerjakan pekerjaan
rumah. Tetapi, mereka berdua selalu mengerti dan bisa ketika diminta maju
ke papan tulis untuk mengerjakan soal. Bukan hanya itu, mereka beredua selalu
mendapatkan nilai yang bagus jika mengerjakan soal-soal ulangan.
Jujur, dulu aku sempat iri kepada mereka berdua. Mereka ko bisa pinter kayak
gitu. Mereka ko bisa semuanya. Tetapi setelah aku tahu, mereka berdua belajar
keras akhirnya memakluminya. Meski kadang aku juga masih sering bertanya
dalam hati, aku juga belajar. Tetapi kenapa aku tidak mengerti. Aku kadang juga
sampai pagi, tapi aku juga gak mengerti.
Aku, Broto dan Nurwidi memiliki kegemaran yang sama. Sama-sama suka membaca.
Membaca apa saja. Membaca novel suka. Membaca komik, juga suka. Termasuk
novel-novel dewasa saat itu. Seperti novel-novel karya Motinggo Busye, atau
bahkan Nick Carter. Pokoknya membaca apa saja. Bedanya, Nurwidi dan Broto
juga suka membaca buku-buku science. Buku-buku Bilogi. Buku-buku tentang
alam .
Broto dan Nurwidi juga terbilang rajin meminjam buku di perpustakaan
sekolah. Di perpustakaan sekolah itu pula, aku ingat Nurwidi sering
menggoda Bu Guru (maaf aku namanya lupa) yang menjaga Perpustakaan. Ibu guru
kita – yang di perpustakaan – kalau aku ingat kembali orangnya seksi.
Tetapi dia sering seperti mengantuk. Tapi sayang, kala itu aku belum
mengenal seksi. Tetapi, Nurwidi sudah mengerti apa itu seksi. Bahkan ia sering
mendiskripsikan bibir nya yang seksi. Pahanya yang besar. Pokoknya
begitulah. Dulu aku masih kurang nyambung kalau diajak bersenda gurau soal itu.
Apalagi kalau sudah dihubungkan dengan novel yang dibacanya.
Tentu banyak lagi temen-temen SMP ku yang secerdas dan sepintar Nurwidi
atau Broto. Kalau aku hanya bercerita tentang dua orang ini, karena aku hanya
mengingat mereka berdua. Kalau pun tahu, mungkin tidak sedetil itu. Kita
masih ingat Yayuk atau Sri Rahayu misalnya. Dia juga salah satu teman
yang aku kenal kritis.
Yayuk dulu suka berdebat. Biar perempuan tetapi penampilannya kaya lelaki.
Semangatnya luar biasa, tidak pernah mau kalah dengan lelaki. Aku pernah satu
kelas sama dia. Juga pernah satu kelas dalam ketrampilan Elektronik. Di
ketrampilan ini Yayuk menjadi kaum minoritas. Karena sebagian besar pengukutnya
adalah lelaki.
Seingat aku Yayuk memang tidak sendiri. Masih ada beberapa lagi perempuan.
Namun biar perempuan Yayuk seperti tak mau kalah. Dia tak sungkan-sungkan main
Soldir, mematri dan mengerjakan tugas.
Pekerjaan ketrampilan pertama yang
kita buat di kelas itu adalah membuat Radio Transistor. Kita membeli
komponennya. Kemudian merangkainya menjadi sebuah radio.
Ketika itu cukup asik rasanya mengerjakan pekerjaan ini. Bahkan, dulu aku cukup
senang dengan pelajaran ini. Meski membuat radio ini beregu, tapi rasanya
bangga. Apalagi ketika itu, guru elektro nya Pak Ngadimin begitu sabar
mengajari kita. Seingat saya, awalnya Pak Ngadimin bukan seorang guru. ( Mohon
dimaafkan kalau saya salah) . Beliau seorang TU atau tata usaha yang
memilih keahlian di bidang elektronika.
Selain mengajar elektro, Pak Ngadimin juga yang memasang semacam intercom
yang menghubungan setiap kelas dengan ruang kepala sekolah. Melalui intercom
itu, Kepala sekolah bisa memantau kegiatan belajar mengajar di setiap
kelas. Meski pun hanya melalui suara. Maklum, saat itu belum ada
CCTV. Jadi memantaunya cukup melalui suara. Masing-masing kelas dipasang
satu unit intercom, yang kemudian di hubungkan dalam satu sentral di ruang
kepala sekolah. Alat berbentuk kotak berwarna putih ke abu-abuan itu
dipasang menempel di dinding atas bagian depan. Tepatnya di atas papan
tulis.
Tempat cukup tinggi dan tidak terjangkau oleh kita semua. Alat ini dilengkapi
speaker yang cukup sensitive ( setidaknya untuk jaman itu ) sehingga bisa
menangkap suara dalam kelas. Saat guru mengajar, atau muridnya berisik
akan tertangkap oleh alat tersebut dan bisa didengar melalui ruang kepala
sekolah.
Jadi sebenarnya, bukan hanya murid yang dipantau oleh kepala sekolah. Tetapi
juga para guru-guru yang mengajar di kelas terpantau oleh kepala sekolah.
Sekalipun ketika kepala sekolah memencet tombol intercom dari ruangannya,
akan terdengar suara klek…klek….. Sehingga guru juga memahami kalau dirinya
sedang dipantau oleh kepala sekolah…..(bersambung )
Ingatanmu begitu joss sobat....dan pandai merangkai kata shg indah dan enak dibaca. Mantapp.
BalasHapusCeritane runtut banget...enak dibaca
BalasHapusKutunggu cerita berikutnya.