Selasa, 18 Oktober 2016

SMP Jamanku Ndeso Yo ? (by Auri)

SMP Jamanku Ndeso Yo ?
sopo wae iki? sing ndhodok kui Nasriaji?
by Auri  Jaya

        Saya sedang dalam  perjalanan menuju kantor yang berada di Kawasan Jl. Raya kebayoran Lama dari Pasar Kebayoran Lama. Dari pasar ini jaraknya sekitar  lima atau tujuh  kilometer. Tidak terlalu jauh sebenarnya. Jika menggunakan taksi online, tarifnya paling mahal  juga cuma Rp. 20.000.
Untuk ukuran Jakarta, harga segitu tidak terlalu mahal. Tetapi menggunakan angkutan umum seperti Angkot C-15 yang saya tumpangi saat ini tarifnya bisa lebih murah lagi, hanya Rp. 5.000.

     Meski jaraknya hanya sepelemparan batu, tidak mudah untuk menentukan seberapa lama perjalanan  bisa ditempuh sampai ke tujuan. Kalau  berjalan kaki, masih lumayan jauh. Bisa bermandikan peluh sesampainya di kantor. Menggunakan taksi online atau angkot kendalanya sama, macet !!!. Perjalanan sejauh 7 kilometer bisa ditempuh 30 menit lamanya

    Padahal jika kondisi jalanan sedang bersahabat, tidak perlu lengang namun tertib jarak segitu paling lama sepuluh menit menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Menggunakan kendaraan roda dua sebenarnya lebih praktis dan lebih efisien. Kendaraan roda dua bisa lincah berkelok, lincah dan bisa dipacu lebih kencang.

        Dulu saya sering menggunakan jasa ojeg untuk perjalanan pendek seperti ini. Tetapi, semenjak beberapa bulan lalu aku mengalami sedikit trauma bonceng ojeg di Jakarta. Tepatnya semenjak mengalami kecelakaan kecil. Beberapa bulan lalu aku naik ojeg online dari tempat yang sama menuju ke tempat yang sama saat ini. Abang gojegnya lincah mengendalikan motornya. Ia berkelok ke kiri, kada kanan bahkan berani menerobos himpitan kemacetan kemudian memacu motornya dengan kencang

        Tapi malang, saat abangnya asik berkelok ria dan memacu motornya, kaki ku tersangkut pantat angkot. Motor terjatuh. Dan kaki kanan ku masuk bemper angkot. Untungnya angkotnya ngerem dan berhenti. Bisa dibayangkan kalau angkotnya juga langsung tancap gas.... bisa bablas kakiku terseret angkot.

          Bayangan buruk itu tentu tidak terjadi. Kaki ku hanya lecet dan memar- memar. Tanganku ada sedikit luka. Tetapi entah karena apa, baju ku robek terbelah menjadi dua. Sehingga aku nyaris telanjang dada. Ehmm... aku jadi tontonan orang....

         Semenjak kejadian itu aku tidak lagi menggunakan ojeg.  Ada sedikit trauma. Hanya saat-saat mendesak saja aku akan memilih ojeg. Atau mungkin jika tidak ada lagi angkot, taksi atau taksi online.

         Sudah lebih sepuluh tahun saya melewati jalanan ini. Pada jam-jam sibuk, jarang sekali rasanya jalanan ini bersahabat. Padat, semrawut dan semau gue. Seperti angkot yang saya tumpangi ini. Berhenti menaikkan atau menurunkan penumpang semaunya. Kadang di tengah jalan, kadang pula hanya moncongnya yang ke pinggir sedang pantatnya tetep ada di tengah. Sehingga menghalangi kendaraan lain di belakangnya. Ini dia biangnya kemacetan !

         Kebiasaan buruk yang terus berulang setiap harinya. Mungkin juga terus berulang ke generasi berikutnya. Tidak pernah ada tindakan. Kalau pun ada, mungkin hanya sesekali. Kebiasaan buruk yang berulang itu pula yang akhirnya menjadi budaya.

         Pada kesempatan ini, saya bukan untuk bercerita soal angkot sembarangan itu. Tetapi, sepanjang perjalanan di dalam angkot ini kebetulan penuh anak-anak sekolah SMP. Rame, riuh banyak celoteh anak-anak, ehm anak-anak SMP jaman sekarang. Seketika itu pula bayangan melayang ke 35 atau mungkin 36 tahun silam. Bahwa tigapuluh lima tahun silam aku pernah seperti mereka.

           Aku mencoba mereka ulang kembali ke masa 35 atau 36 tahun silam. Mungkin 36 tahun silam, badanku segede mereka juga. Bedanya, aku dulu di kampung, di ndeso !! Mereka lahir di kota dan pergaulan kota. Bedo alam juga beda generasi.

           Beda pula alur berpikirnya. Beda pula celotehan maupun guyonan mereka. Dulu, di jaman ku, di ndeso sana, paling banter aku bercerita tentang bagaimana main ke kali, atau paling mewahnya ya main bal-balan. Panjat pohon rambutan, manjat pohon jambu, atau mencuri mangga tetangga terus dikejar-kejar anjing.

           Kebetulan dulu aku juga bukan berasal dari keluarga berada. Kalau dikastakan, mungkin bukan kasta miskin-miskin banget. Tetapi, kalau mau dibilang kasta berada ya masih jauh dari anggapan itu. Pas lah, kalau cuma pingin punya sepeda, biar bukan sepeda yang bagus, ya pas ada. Kalau pingin pakai sepatu, biar bukan sepatu yang wah, ya pas lah,,,pas ada. Begitulah kira-kira keadaannya.Yah...biar gak ada ya tetep di pas-pasin supaya ada.

          Pas nya jaman dulu, yang di ndeso sana sangat berbeda jauh dengan pasnya jaman sekarang, apalagi di kota. Meski kita tak bisa membandingkan pas nya jaman dulu dengan pasnya jaman sekarang. Kita juga tidak bisa membandingkan  anak-anak SMP jaman sekarang dengan jaman ku dulu.

          Di generasi gadget seperti sekarang, handphone sudah bukan barang mewah lagi. Bahkan, anak SMP pun rasanya sudah harus memiliki. Dalam perjalanan, celoteh anak-anak tidak lagi soal panjat memanjat. Tetapi sudah pada level, level game yang dimainkan.

          Memang kasta tidak pernah berubah dari jaman ke jaman. Yang beruntung berada di kasta kaya. Yang kurang beruntung mungkin berada di kasta yang pas-pasan. Tetapi, soal celoteh anak, main game tak mengenal kasta. Anak-anak dari keluarga yang kurang beruntung pun seperti tak mau ketinggalan kalau sudah bicara soal leve permainan game.

          Bahkan, selama dalam perjalanan di dalam angkot tadi, anak-anak SMP  banyak bercerita soal game mulai dari fight, spesial force, nitro nation sampai pada Clash of clan ( COC). Awalnya aku cuma terbengong-bengong mendengar riuh riangnya anak-anak berkelakar soal permainan mereka.

          Tapi diam-diam aku mencari tahu apa sih yang mereka perbincangkan ko sampai semeriah itu, Untung  di dalam angkot aku masih bisa membuka mbah Google. Jadi aku bisa langsung paham . Fight itu ternyata game online perkelahian antar geng. Sedangkan spesial force seperti namanya game online perang-perangan  begitu seterusnya...oh itu toh yang kalian bicarakan,,,,,"seru juga," pikirku.

          Saking asiknya terbawa cerita anak-anak, aku telat menyadari bahwa aku telah sampai ke tujuan. Malah sudah kelewatan. Aku kebablasan beberapa meter. "Stop bang...stop " kata ku sambil mengetuk  dag angkot sedikt keras. Tak lama kemudian angkot berhenti...dan aku terpaksa harus turun. ( sesuk tak sambung maneh )









Alumni 83 memang mantabbbbbb!!
(Admin)

5 komentar:

Halan-Halan Healing Horeg Heboh [5H]

Daripada, daripada.. mendingan jalan-jalan ngudoroso menikmati keindahan ciptaan Tuhan. 11 Agustis 2024, bersama teman-teman ke Magelang.  s...